Sunday, August 26, 2018

My Pregnancy Part 1

Alhamdulillah...

Setelah 9 bulan berencana mengisi kegiatan kehamilan dengan ngeblog yang berakhir angan-angan. Finally, kembali mencoba corat coret blog.

Part 1
Aku mau sharing sedikit tentang masa kehamilan yang sudah ditunggu hampir 7 bulan setelah married dan nina ninunya selama masa kehamilan.

Hamil pertamaku baru terdeteksi usia satu bulan. 
Waktu itu suami langsung instruksi buat coba berbagai merk testpack dari yang seharga es teh warteg sampai seharga ice tea western resto.

Alhamdulillah, ada 2 garis di setiap testpack yang aku coba plus konsultasi ke bidan.
Cari bidannya based on review terbaik se-Pancoran versi google.
Thank you google!

Hamil dan LDM lumayan banyak drama, posisiku masih bekerja di Jakarta dan suami dinas di Jawa Tengah.
Apalagi usia kehamilan bulan ke-3. 
Dimulailah drama mual-mual, maunya makan sayur asem, rujakan depan kosan, penampung utama sisa rujak meeting kantor. 
Alhamdulillah cuma sebulan merasakan nikmatnya mual-mual.

Selama hamil, suami berubah jadi dokter kandungan. Makanan hamil, susu hamil, aktivitas selama hamil semuanya atas instruksi suami. Harusnya dia aja yang hamil.
Termasuk ga boleh kemana-mana selama trisemester pertama. I
ni berat. Untung cuma 3 bulan. Kadang bandel juga, curi-curi alasan biar tetep bisa keluar main.

Masuk trisemester dua,
Mulai deh melimpahkan hasrat main ke Bandung. Baik banget ya Allah suamiku mau menemani Ibu hamil main jauh dan mendengarkan nada-nada "Mas, capek, pegel, bengkak, laper, ke toilet dulu ya"
Alhamdulillah, liburan berjalan lancar, sempat worry sama jalanan Lembang sampai cek ke toilet, bersyukur tidak ada flek apapun, adek kuat ya nak!

Akhir Trisemester dua,
I was resigned, udah mulai capek keliling kantor tiap hari, belum lemburnya, nyari sayuran tak semudah di rumah, olahraga terbatas jalan kaki kos-kantor sekitar 1 kilo, dan kasihan suami harus bolak balik jateng-jakarta, makin kurus nanti.
Sedih sebenernya meninggalkan kenangan 2 tahun kerja bareng orang-orang hebat, selalu positive thinking, support, kantor rasa kampus, kantor rasa cafe. Alhamdulillah diberi kesempatan belajar banyak disana 😊


Trisemester tiga,
Di rumah menyibukkan diri dengan hal-hal yang bisa bikin badan bergerak.
Diisi dengan bubukan, jalan pagi, senam hamil, makan, main hape, nonton filem, elus-elus perut, kipas-kipas disamping suami yang selimutan karena produksi keringat yang banjir bandang.

Selama hamil alhamdulillah ga punya ngidam makanan apapun. Ngidamnya cuma jalan-jalan sama suami dan itu mungkin karena bored banget ga bisa sebebas sebelum hamil.

Makanan Bumil?
Semenjak jadi bumil pasti worry nih tiap mau makan, apalagi aku suka nyoba makanan yang aneh-aneh.
Bersyukur hidup di zaman google, hampir tiap coba pesen makanan aku searching dulu kandungannya dan bahayanya bagi bumil. 
Pernah udah terlanjur pesan dan tersaji di meja, pas googling ternyata tidak baik untuk bumil, untungnya suami doyan.
Susu hamil pilih yang kotak sekali minum, karena mager bikinnya. Apalagi ya?
Oh iya, doyan banget makanan pedas.
Level kepedasan bahkan lebih tinggi dari suami.
Padahal sebelum hamil, makan mie goreng instan aja udah kepedesan. Hehe

That's all seputar kehamilan, Im very happy to be pregnant Mom! 😍

And then, drama melahirkan lanjut di Part 2 ya..

Thursday, June 4, 2015

Final Exam

Thursday, 4 June 2015
04:48 pm

Semarang,
Setelah 3 tahun 7 bulan menjelajah kampus ini, berjuta pengalaman, beribu cerita, beratus kawan, berpuluh perjuangan dan pencapaian akhirnya gelar impian setiap mahasiswa itu aku dapatkan juga.

Kamis siang itu, adalah hari penentu perjuangan sebagai mahasiswa Statistika. Ujian Tugas Akhir harus aku hadapi. 7 bulan persiapan insya Allah cukup sebagai senjata selama 2 jam. Membawa nama baik Bapak dan Ibu dosen dihadapan rekannya sebagai dosen penguji, bagiku itu lebih membebani dibandingkan menjelaskan estimasi parameter.

Presentasi lancar, secepat kilat agar tidak kehabisan waktu tanya jawab.
Kemudian, puncak ujian TA
Satu persatu pertanyaan penguji aku jawab.
Prengas prenges, sebentar bu *buka buku*, oh iya bu maaf, jadi begini bu, bagaimana bu? *kok malah balik nanya mbak?*
Senyum :)

Setelah 2 jam dan ibu ibu mulai gelisah untuk pulang, akhirnya sidang diakhiri.
Sejuknya ruangan sidang, indah seperti senyumanmu..

Sebelum ketua penguji mendeklarasikan hasil ujian, aku diminta meninggalkan ruangan sidang sebentar. Sebenarnya pengen jingklak jingklak, tapi takut diminta ujian ulang. Naudzubillah!
Setelah sempat ngotak atik AC ruangan sebelah ruang sidang, akhirnya aku dipanggil kembali untuk menerima pengumuman hasil ujian.

Senyum lagi, udah agak lewung juga, mabok asumsi..
Bapak ketua penguji kemudian mengumumkan hasil rapat singkat.
Alhamdulillah, gelar itu resmi aku dapatkan!
Terima kasih Bapak dan Ibu dosen, bagai embun penyejuk dalam kehausan..
*Salim satu-satu kepada Bapak dan Ibu dosen*

Segera aku rapikan draft dan buku-buku yang tercecer di meja sidang, lega rasanya, seperti menancapkan bendera kemenangan, seperti melihat gebetan putus dari pacarnya, seperti mendapat transferan di awal bulan, seperti mendengar desas desus besok Bapak pulang..Di luar sana, gengs dan teman-teman para pejuang gelar, keluarga sebulan di Magelang, sahabat yang selalu tabah menemaniku berjuang, bapak dan ibu yang di rumah dan di medan, serta Mas Tukijan yang sedang menikmati asap optimus prime sudah menunggu kabar gembira yang lebih gembira dari ekstrak kulit manggis. Really thank you, great people!

Alhamdulillah, hanya kata itu yang dapat aku persembahkan untuk Maha Pemurah lagi Maha Pengatur bagi hamba-Nya yang sering khilaf dan hanya bisa mengeluh ini. Maaf Ya Allah!

Thanks ❤

Monday, April 6, 2015

Im not fail for you

Meskipun aku..
Anak ibu yang hobinya ngabisin uang buat shopping
Anak ibu yang kalo jajan sembarangan, malemnya langsung demam
Anak ibu yang paling gak ramah sama orang
Anak ibu yang paling hobi makan
Anak ibu yang kalo jajan chiki malemnya sakit tenggorokan
Anak bapak yang umur 22 tahun masih suka winnie the pooh
Anak bapak yang kalo jalan suka jingklak-jingklak
Anak bapak yang kalo denger siaran innalillahi langsung lari pindah kamar
Anak bapak yang kalo telfon pasti minta beliin sesuatu
Anak bapak ibu yang dari kecil paling ringkih

Tetapi, putri bapak ibu ini punya cita-cita
Membawa pergi jalan-jalan ke tempat nirwananya dunia
Membahagiakan bapak ibu
Mendoakan bapak ibu agar selalu dalam perlindungan Allah s.w.t

I love you! 😙