01.38 P.M (jam kelas XI IPA 1)
Tadi malam, pukul 10.00 P.M. (jam ruang tengah daleme bapakku)
Aku merasakan sesuatu yang indah akan berlalu dari hidupku. Sebuah pengalaman hidup penuh makna dan pelajaran. Yaah, "PARASIT" itu salah satu alasan mengapa aku bisa begitu menikmati hari-hari ku di sekolah tercinta ini.
Menerawang jauh, walau hanya terbatas eternit kamar... Keceriaan dan gelak tawa mereka mewarnai khayalanku malam itu. Namun dibalik itu semua, ada sebuah pengalaman menarik tentang kesan pertama bertemu dengan mereka.
Saat itu, ketika darah COMBRO masih begitu kental mengalir di tubuhku aku harus memasuki sebuah dunia baru, teman-teman baru walaupun mereka sudah sering ku lihat monda-mandir di depan kelasku tiap hari, dan yang paling membuatku tidak nyaman yaitu suasana kelas ku yang baru.
Ketika itu, masih tampak jelas aliran kelasisme yang melekat di pikiran mereka. Seolah-olah kelas ini terbagi menjadi beberapa blok, seperti blok pendiam yang didominasi oleh anak-anak SBI 1 dan blok anarkhi oleh teman-teman kelasku dulu dan SBI 3.
Saat itu pula, lelucon-lelucon yang mereka buat seperti dinikmati oleh masing-masing blok. Benar-benar suasana kelas yang sangat berbeda dari kelas ku sebelumnya.
Hingga pada suatu saat, seperti mendapat sebuah pencerahan yang sangat cerah dan membawa suatu perubahan bagi kelas baruku. Namun hal tersebut tidak ujug-ujug merubah suasana kelas ini. Seiring berjalannya waktu yang diselingi dengan berbagai nasehat dari guru-guru kami tercinta tentang kekompakan sebuah kelas membuat kami semakin sadar bahwa kami perlu dan bisa menjadi sebuah keluarga yang kami beri nama “PARASIT” atau “ProgrAm inteRnsionAl SaIns Two”
Tak terasa sudah hampir setahun aku hidup dalam keluarga Parasit. Senang, gembira, tawa bahagia selalu mewarnai langkah kami. Sedih dan kecewa hanya sebagian kecil coretan kesalahan dari sebuah cerita yang tak akan pernah habis untuk dikisahkan. Banyak guru yang menganggap kami lucu, kooperatif (Pak Erwien pas dhewe pagelaran), dan kreatif (Bu Niken Suci pas komentar madding.e dhewe). Yah, itu semua masih sebagian kecil dari berjuta kisah 28 orang Parasit Agent Ganesha Uhuy.
Sekarang, kita harus melangkah menuju tingkat kelas yang paling menentukan nasib kita selanjutnya, kawan! Yaitu kelas XII…
Takut, bimbang, bingung, ragu, kecewa, pesimis? Mau tak mau harus kita buang jauh itu semua itu… Ingat cita-cita kita “28 anak maju semua di panggung perpisahan karena mendapat nilai 100!!!” dan kita pasti bisa!!!
Amin ya Allah…!!!
No comments:
Post a Comment