Wednesday, 12 July 2011
07:52 P.M
Sore ini, aku duduk di depan lepi usang ditemani semilir kipas angin kamar sempit ini.
Sambil menunggu opening sebuah situs yang lama akibat koneksi keong, aku membuka-buka folder yang dulu pernah ku buat untuk menyimpan dokumen-dokumen penting saat pendaftaran maupun pengumuman perguruan tinggi beberapa bulan lalu.
Ya, hingga saat ini dokumen penuh sejarah pendidikanku itu masih tersimpan rapi di lepi using ini.
Ada sebuah gambar, berasal dari printscreen yang dulu pernah ku buat saat membuka pengumuman sebuah perguruan tinggi swasta di Jogja, Ahmad Dahlan University.
Sedikit mengulik kisah perjalananku dulu mencari perguruan tinggi, aku dulu mendaftar di sebuah perguruan tinggi swasta di Jogja, niatku mendaftar mungkin sedikit ternodai oleh nafsu balas dendamku yang dulu tak kunjung mendapatkan PTN yang aku inginkan.
Bermodal info dari seorang sahabat, Ernis Asanti dan site PTS tersebut aku memutuskan untuk mendaftar di PTS itu.
Pagi itu, aku berangkat ke Jogja diantar Bapak. Berbekal berkas-berkas seperti nilai rapot dan SKHU sementara, aku memasuki gedung pendaftaran kampus tersebut. Bapak menungguku di luar kampus, dan kini penentuan jawaban wawancara, pengisian formulir, dan jurusan aku tentukan sendiri. Ini adalah bagian dari masa depanku, kalau memang ini jalanku.
Perlahan ku isi formulir pendaftaran, aku memilih FARMASI pada pilihan pertama karena berakreditasi A dan juga sesuai dengan cita-citaku menjadi seorang apoteker, dan pilihan kedua dengan penuh kebimbangan aku memilih Ilmu Kesehatan Masyarakat yang akreditasinya masih B. Setelah itu, ku serahkan formulir pendaftaran beserta berkas-berkas pelengkapnya, kemudian mbak-mbak petugas penerimaan maba mengecek nilai-nilai rapot dan SKHU dengan cekatan. Sebuah kalimat menyejukkan muncul darinya, “Nilainya bagus!”. Tapi hanya senyum manis yang tercipta untuk menanggapinya, karena saat itu aku sedang ditengah keputusasaan mencari perguruan tinggi.
Beberapa minggu kemudian, hanya selang beberapa hari setelah pengumuman UM UNDIP, seorang sahabatku Teye meneleponku ditengah perjalananku pulang dari Semarang mencari kost. Dia menyampaikan kabar gembira sekaligus membuat pikiranku kemana-mana. Yah, aku diterima di jurusan FARMASI PTS tersebut. Sepanjang perjalanan pulang, air mataku mengalir, antara Farmasi yang sejak dulu aku cita-citakan, atau Statistika, jurusan asal pilih.
Saat itu hanya bisa menangis dan berdoa menentukan pilihan yang akan menentukan masa depanku. Mengambil jurusan impian di universitas swasta atau mencoba hal baru hasil coba-coba memilih jurusan di universitas yang mungkin tergolong favorit? Masalah financial tidak bisa ikut terlibat saat itu, dan orang tuaku pun menyerahkan semua pilihan sulit tersebut kepadaku, karena yang akan menjalani keputusan tersebut adalah aku.
Akhirnya, setelah melalui penuh pertimbangan dan alasan yang kemarin pernah aku ceritakan pada Mas Ory (kakak angkatanku sekarang) dengan berat hati, aku meninggalkan mimpi-mimpiku selama SMA dulu, meninggalkan motivasi terbesar hingga aku lulus SMA dan belajar siang-malam demi mendapatkannya meninggalkan mata pelajaran favoritku "kimia", hingga meninggalkan cita-cita terbesarku di bidang Farmasi.
Hanya bisa berharap, semoga keputusan yang aku ambil adalah terbaik dari-Nya!
Bye Pharmacy, Hope I get the best dream without you, just @ Statistics!
No comments:
Post a Comment